ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH ^_^

Selasa, 21 Februari 2012

UNIVERSITAS KEHIDUPAN


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Pembaca yang setia membaca blog saya,semoga selalu dalam lindungan Allah swt,semoga senantiasa mendapatkan ridho serta barokah dariNya,Aamiin........
(eitzz,kamu..?? heyy siape..?? kamu...?? kamu..!! yoi...saya?? ya....!! ape..?? emang blog kamu punya pembaca..?? ampe bilang PEMBACA YANG SETIA?? Siape yg demen baca blog kmu..?? hahahaa :P...!! hey...tunggu dulu,jangan gitu donk..itu pertanda saya punya rasa Percaya Diri yang tinggi,saya yakin koq blog saya ada yang baca,jadi tetap optimis...!! :D) okelah...semangat ^_^)


Pagi tadi sempat terngiang-ngiang di otak saya,dan otak saya ini tidak  bisa menerima kalo,apa yang dipikirkan tidak dikeluarkan alias di luahkan dalam ekspresi yang sangat saya suka yaitu sebuah tulisan..terenkkkk...ini dia blog saya tercinta SETITIK CAHAYA :D semoga setitik cahayamu bisa menerangi gelapnya lampu kehidupan untuk pembaca,hehehee maksudnya yang baca blog saya.







Langsung aja saya mulai postingannya ya,gini pagi tadi saya sempat bikin status pertanyaan untuk teman-teman FB saya yang isinya :

Jika Anda adalah penjual guci,dan suatu ketika ada pembeli datang berkunjung ke toko guci milik anda....??
Dan pembeli itu mencoba untuk memilih-milih guci yang ada....
Tapi suatu insiden terjadi,guci milik anda tak sengaja tersenggol tangan pembeli....
Sehingga guci anda yang seharga Rp 27 juta pecah  berkeping-keping tak ada bentuk/rusak..
Apa yang akan anda lakukan terhadap pembeli tersebut...??
Fitrah manusia..,tolong dijawab,,dan pahami makna dari pertanyaan yang saya ajukan!
Begitulah pembaca pertanyaan yang saya ajukan di FB,sebenarnya saya membuat pertanyaan di atas bukan untuk dijawab,karena saya sudah tau jawaban rata-rata yang diutarakan adalah sama.nah untuk memperjelas saya akan menampilkan jawaban teman-teman di FB tentang pertanyaan saya itu.
Teman pertama menjawab : 

Seandainya saya jadi penjual guci,mungkin pertama yang akan aku lakukan warning dulu dengan perkataan yang tidak di iringi dengan emosi,"MBA' HATI-HATI YA JALANNYA,UNTUNG YANG PECAH GUCINYA,GIMANA KALAU KAKI M'BA MUNGKIN SAYA YANG DI SALAHKAN,UDAH JANGAN DI JADIKAN BEBAN FIKIRAN,KERNA GUCI INI UDAH WAKTUNYA PECAH,SEKARANG M'BA PULANG AJA GA'USAH ADA GANTI RUGI,MUDAH-MUDAHAN SAYA DI BERIKAN RIZKI YANG LEBIH DAN BERKAH,KERNA UANG ITU RELATIF DAN BUKANLAH UKURAN TUK MENCAPAI RIDHO ALLAH...

Teman Kedua menjawab :

Saudara harus menggantikan kerugian saya ,bila tidak mampu bekerjalah pada saya tanpa digaji ,namun bila anda tidak sanggup
Bersedekahlah kepada yatim piatu semampu saudara ,sambil menghela nafas panjang


Teman ketiga menjawab :
Dalam hatiku Istigfar,ternyata Allah telah menguji imanku melalui hartaku.jeng biarin guci yang pecah entar biar diberesin mbak ina. Jeng ini uang apa jeng, ini uang ganti yang pecah .jeng uang ini kasihkan aja sama mbak ina itu mbak ina itu pelayan toko guci ku dan dia menghidupi anak yatim 2 laki laki semua.karna suaminya meningal dunia.
 
Nah pembaca sudah bisa kita simpulkan dari ketiga jawaban teman saya,semuanya menuju kepada kebaikan,pada dasarnya di hati manusia tersimpan nilai keikhlasan untuk berbuat baik kepada semua mahluk ciptaan Allah. pada fitrahnya hati manusia menunjukan/memperlihatkan kebaikan,..!! contohnya,bila ada seorang yang terkena musibah,misalnya penganiayaan,dan pas terjadi penganiayaan kita berada didekat tempat tersebut apa yang akan kita pikirkan saat itu?? Pastinya yang ada dalam hati kita adalah niat ingin membantunya.tapi kenyataan yang ada malah dibiarkan atau tidak terlalu perduli dengan kenyataan yang ada didepan mata.niat yang ada tidak diaplikasikan dalam sebuah tindakan,nah itu tergantung individunya masing-masing tergerak untuk melakukan tindakan niat yang nyata/atau niat itu hanya akan tersimpan dalam hati saja
Ketika terjadi sebuah insiden yang seperti pertanyaan saya diatas logika dalam kehidupan nyata akan memberikan gambaran jawaban seperti ini,
-          Pemilik toko akan meminta ganti rugi sesuai harga guci tersebut karena tindakan teledor pembeli
-          Pembeli akan meminta ganti ruginya  dengan nilai setengah dari harga guci yang dipecahkannya sebagai tanda damai.
-          Bila terjadi penolakan akan/bisa jadi langsung melalui proses hukum,dimana meminta keadilan hukum kepada pihak yang berwajib untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Nah pembaca itu logika yang terjadi dalam kehidupan nyata,karena tidak mungkin kita(manusia) akan rela kehilangan dengan begitu saja  nilai nominal uang yang lumayan besar RP 27 juta.tanyakan pada diri apakah kita akan rela kehilangan uang sebegitu besarnya?? TIDAK..!! hati mengatakan begitu.Dari pertanyaan di atas yang saya ajukan disini kita bisa belajar beberapa ilmu/hikmah yang kita dapatkan.untuk jawaban hati yang baik sesuai fitrah manusia itu logikanya sangat-sangat minim/kecil kenapa..?? mungkin hanya ada 1 diantara 1000 manusia yang akan melakukan tindakan seperti itu.
Semantara dalam logika/kenyataan jawaban yang saya dapatkan..jawaban 1  artinya pemilik toko tersebut tidak memiliki hati nurani/tidak mendengarkan bisikan hatinya yang benar sesuai fitrah kebaikan yang ada didalam diri manusia.masa harus mengganti harga guci dengan full tanpa ada konpensasi/keringanan karena itu insiden/ketidak sengajaan pembeli saat itu.
Jawaban saya untuk yang ke 2,pasti pembeli akan,meminta potongan harga karena ketidak sengajaannya dalam insiden pecahnya guci tersebut,logika/kenyataan yang ada didalam diri kita apakah kita akan berani mengeluarkan uang senilai setengah dari harga guci tersebut sekitar RP 13,5 juta.pastinya hati akan terasa sakit..barang tidak didapatkan tapi uang sebesar itu harus melayang hilang begitu saja.
Jawaban saya untuk yang ketiga yaitu mencari pertengahan damai melalui jalur hukum,hemm…karena ketidak sengajaan harus melalui jalur hukum?? Dimana hati nurani kita??..ini sering terjadi dalam kehidupan nyata.
 
Kesimpulan dari cerita atau pertanyaan itu yaitu yuuk kita tela’ah lagi jauh ke lubuk hati kita.manusia yang beriman,yang percaya akan adanya Allah,akan mengambil tindakan yang bijak dari peristiwa tersebut.untuk mengikhlaskan sebuah kejadian/peristiwa diatas tidak segampang yang kita kira,disinilah kita akan belajar bagaimana mendapatkan sebuah kunci keikhlasan yang benar-benar ikhlas karena Allah.
Ada sebuah kisah,kisah Rasulullah saw,pada suatu pagi Rasulullah saw sedang duduk berdiskusi dengan sahabat-sahabatnya,ketika itu datanglah seseorang kaum  yang beragama yahudi yang ingin mengunjungi beliau dengan membawa hadiah sebuah jeruk.dan memang baginda Rasulullah saw sangat suka akan buah jeruk tersebut,dimakannya buah jeruk tersebut sampai habis.dan pulanglah tamu tersebut.seketika  tamu itu pulang para sahabat heran dengan sikap baginda Rasulullah yang tidak seperti biasanya,biasanya apapun yang beliau makan maka sahabat-sahabat akan menikmati walau hanya sepotong saja.tapi anehnya kali ini tidak,beliau memakannya seorang diri,bertanyalah salah seorang sahabat kepada Rasulullah “wahai Rasulullah,kenapa engkau memakannya sendirian tidak membagikannya kepada kami sahabat-sahabatmu?? “ tersenyumlah baginda Rasulullah “wahai sahabat-sahabatku,taukah kalian siapa yang datang kepadaku..?? Tanya Baginda Rasulullah. “tidak,wahai Rasulullah jawab para sahabat” baginda Rasulullah pun menjelaskan kepada sahabat “ itu adalah seorang yahudi yang ingin tau keberadaanku,dan siapa diriku dan jikalau aku,membagikan jeruk itu kepada kalian,niscaya kalian akan memarahi bahkan memaki tamu yang datang tadi.” Para sahabat pun heran dan bertanya lagi “Kenapa wahai Rasulullah..??” “karena jeruk itu rasanya sangat masam,dan aku tidak mau kalian sampai memarahi bahkan mengusir tamuku itu.
 
Subhanallah dari cerita diatas bisa kita simpulkan betapa agungnya sifat Rasulullah saw,walaupun ada yang berniat tidak baik kepadanya,beliau senantiasa memperhatikan memahami orang yang datang kepadanya dan tidak membalasnya dengan gunjingan atau hinaan serta celaan,tapi beliau menyambutnya dengan penuh keikhlasan dan memahami serta menghargai tamunya.beliau teladan yang benar-benar agung,memahami isi hati sahabat-sahabatnya.intinya beliau tau jikalau jeruk tadi dibagikan kepada para sahabat pasti sahabat-sahabatnya akan mengusir tamu tersebut karena kecintaannya kepada  baginda Rasulullah,dan pastinya akan membuat tamu tadi sakit hati serta akan mengabarkan bahwa agama islam adalah agama yang tidak memiliki solidaritas persaudaraan. Nah,jelaskan….betapa dalam dan lembutnya beliau memahami,mengerti,menghormati serta menghargai sesama manusia,walau orang tadi beragama yahudi.
 
Dari cerita diatas kita bisa ambil pelajaran untuk mengatasi permaslahan guci tadi back to topic ya pembaca,keihlasan tidak bisa diucapkan begitu saja,tidak bisa dirasakan secara nyata,karena keikhlasan letaknya dihati,hati yang kuat,hati yang sabar,hati yang dekat dengan Allah,hati yang senantiasa ingin dapatkan ridho serta ampunanNya.kita tidak akan bisa mengubah guci yang kita pecahkan kembali kepada bentuk semula.dan kita juga tidak bisa meminta ganti kerugiaan atas pecahnya guci tersebut karena itu sebuah ketidak sengajaan.seperti halnya jeruk yang dimakan baginda Rasulullah saw,kita tidak akan bisa mengubah rasannya menjadi manis,karena sudah sunatullah,rasanya memang masam,begitupn guci tadi,walaupun yang memecahkan guci tersebut bukan pembeli tadi,pasti guci itu akan pecah juga karena telah tergariskan/sunatullah bahwa waktunya guci itu pecah.dengan kata lain pemilik toko guci tersebut mengalami kerugian,itu adalah ujian dariNya,seberapa bijak diri kita menghadapi persoalan hidup,seberapa peka hati kita memahami perasaan orang lain,seberapa besar kecintaan kita kepada dunia.seberapa kuat fitrah kita sebagai manusia yang mempunnyai hati yang baik,jiwa yang bersih untuk mewujudkannya dalam suatu tindakan yang nyata.disinilah letak keikhlasan diuji…!!
Siapa yang mengenal dirinya,maka ia akan mengenal Tuhannya,artinya siapa yang tau siapa dirinya,apa tujuannya ada didunia,dan apa arti dunia ini pasti hatinya akan mengikuti fitrah,kembali kepada kebaikan,bisikan hati nurani yang membisikan untuk melakukan kebaikan.tidak perduli dia beragama apa,suku apa,dan bangsa apa,karena hakikat kebaikan hati/jiwa ada  ada pada bisikan hati nurani manusia itu sendiri.dan mampukah mereka mengikuti bisikan hati nuraninya,itu dia yang sulit tergantung seberapa kesadaran akan dirinya,seberapa keimanannya.manusia yang beriman kepada Allah pasti akan tahu bahwa apapun yang ada didunia ini hanyalah titipan bahkan nyawa dan tubuhnya sendiri dia tau itu cuma titipan,semuanya pasti akan dikembalikan/kembali kepada Allah.nah,itulah arti sebuah keikhlasan,kunci dari keikhlasan tersebut,mengenal diri,mengenal makna/menyadari siapa kita sebenarnya,kita hanyalah sebuah jasad yang berisi roh..yang ketika waktu kita habis maka kita harus kembali kepadaNya.
Pelajaran dari guci tadi adalah ketika kita mengalami cobaan yang berat,kita harus mendengarkan hati nurani kita,karena itulah bisikan kebaikan yang bisa membawa kita menuju kebaikan,kearifan,kebijaksanaan kita sebagai manusia,sebagai khalifah pemimpin di dunia ini.untuk mengikhlaskannya karena ridho Allah semata dengan Ilmu,kunci keikhlasan seikhlas-ikhlasnya,tanpa beban batin yang mendera,tanpa merasa rugi,tanpa rasa sakit,tanpa beban semua dilakukan lillahi ta’ala.dan kita juga diajarkan untuk bisa mampu memahami perasaan manusia/peka terhadap perasaan manusia,diamana kita mampu menyelami apa yang dirasakan manusia/orang disekitar kita apabila kita memperlakukannya seenaknya saja. Pasti perasaannya akan sakit,akan ada luka dihatinya.sebaliknya jika kita memperlakukannya menganggap kejadian tadi memang sudah takdir yang maha kuasa,menyikapinya dengan baik,dengan arif serta bijaksana pasti seseorang itu akan menghargai kita,akan memberikan perlakuan yang sama yang kita berikan.
Pada dasarnya manusia memiliki kelebihan dan kekurangan,dan terkadang manusia melakukan kehilafan,kadang hati nurani kita berkata maafkanlah dan katakana tidak apa-apa,tapi ego yang besar bersarang juga dihati kita sehingga tidak bisa menerima kesalahan manusia tadi.terjadilah sebuah hubungan yang tidak harmonis akibat satu sama lain tidak saling memahami,tidak tau siapa dan apa diri yang sebnarnya.percayalah apapun yang terjadi pada hidup kita itu sudah digariskan Allah swt.yang harus kita lakukan adalah menyikapi/memaknai apapun yang kita alami itu dari sudut pandang yang bagaimana,yang bisa menerimanya dengan lapang dada serta keikhlasan atau  manusia yang hanya memandang dengan ego dan nafsu yang ada pada dirinya saja.sumber ilmu di dunia ini ada 2 yang tersirat dan yang tersurat,yang tersirat adalah dunia beserta isinya bisa dikatakan alam semesta dan yang tersurat adalah Al Qur’an nur karim.kita bisa belajar pada kehidupan berdasarkan yang tersirat dan berpedoman pada yang tersurat yaitu kitab suci Al Qur’an.
Pada kenyataannya,sadarkah kita bahwa hidup adalah sebuah pembelajaran,kita manusia adalah pelajar,yang terus-menerus belajar pada kehidupan yang kita alami,lalui maupun lewati,tidak ada istilah lulus.ijazah disini akan didapat nanti setelah hari pembagian laporan hitam putihnya perbuatan yang kita lakukan diakhirat.tidak mengejar sebuah gelar,yang kita harus dapatkan adalah sebuah ketaqwaan.kepatuhan pada Allah dalam menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.banyak yang harus kita pahami dalam hidup ini,entah itu memahami arti sebuah kebahagiaan,sebuah tangisan,sebuah penantiasn,sebuah kesabaran,dan bayak lagi dilemma hidup yang sering kita alami.jadilah manusia yang baik,yang bertaqwa,yang senantiasa selalu ingin mendekatkan diri kepadaNya.gapailah ridhoNya niscaya hidup didunia akan terasa bagaikan di syurga,jika kita tahu siapa diri dan kita bisa mengenal Allah lewat yang tersirat dan tersurat.Inilah yang dinamakan UNIVERSITAS KEHIDUPAN.
Itu saja pembaca postingan kali ini,semoga tulisan saya ini bisa bermanfaat buat pembaca dan bernilai ibadah buat saya ^_^. Jika ada kekurangan dalam penulisan saya mohon maaf.Alhamdulillah..postingan ini slesai juga hehehee :D sudah lelah jari ini menari-nari waktunya untuk beristirahat sejenak.belajarlah dari hidup maka kamu akan menemukan arti sebuah kehidupan dan mempercayai kematian adalah awal kehidupan,dunia adalah tempat kita menanam amal,menambah amalan ibadah untuk menuju kehidupan yang abadi lagi hakiki yaitu alam akhirat.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…..
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar