Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh....
Pembaca yang setia membaca blog
saya,semoga selalu dalam lindungan Allah swt,semoga senantiasa mendapatkan
ridho serta barokah dariNya,Aamiin........
(eitzz,kamu..?? heyy siape..?? kamu...??
kamu..!! yoi...saya?? ya....!! ape..?? emang blog kamu punya pembaca..?? ampe
bilang PEMBACA YANG SETIA?? Siape yg demen baca blog kmu..?? hahahaa :P...!!
hey...tunggu dulu,jangan gitu donk..itu pertanda saya punya rasa Percaya Diri
yang tinggi,saya yakin koq blog saya ada yang baca,jadi tetap optimis...!! :D)
okelah...semangat ^_^)
Pagi tadi sempat terngiang-ngiang di otak
saya,dan otak saya ini tidak bisa menerima kalo,apa yang dipikirkan tidak
dikeluarkan alias di luahkan dalam ekspresi yang sangat saya suka yaitu sebuah
tulisan..terenkkkk...ini dia blog saya tercinta SETITIK CAHAYA :D semoga
setitik cahayamu bisa menerangi gelapnya lampu kehidupan untuk pembaca,hehehee
maksudnya yang baca blog saya.
Langsung aja saya mulai postingannya
ya,gini pagi tadi saya sempat bikin status pertanyaan untuk teman-teman FB saya
yang isinya :
Jika
Anda adalah penjual guci,dan suatu ketika ada pembeli datang berkunjung ke toko
guci milik anda....??
Dan
pembeli itu mencoba untuk memilih-milih guci yang ada....
Tapi
suatu insiden terjadi,guci milik anda tak sengaja tersenggol tangan pembeli....
Sehingga
guci anda yang seharga Rp 27 juta pecah berkeping-keping tak ada
bentuk/rusak..
Apa
yang akan anda lakukan terhadap pembeli tersebut...??
Fitrah
manusia..,tolong dijawab,,dan pahami makna dari pertanyaan yang saya ajukan!
Begitulah
pembaca pertanyaan yang saya ajukan di FB,sebenarnya saya membuat pertanyaan di
atas bukan untuk dijawab,karena saya sudah tau jawaban rata-rata yang
diutarakan adalah sama.nah untuk memperjelas saya akan menampilkan jawaban
teman-teman di FB tentang pertanyaan saya itu.
Teman pertama menjawab :
Seandainya
saya jadi penjual guci,mungkin pertama yang akan aku lakukan warning dulu
dengan perkataan yang tidak di iringi dengan emosi,"MBA' HATI-HATI YA
JALANNYA,UNTUNG YANG PECAH GUCINYA,GIMANA KALAU KAKI M'BA MUNGKIN SAYA YANG DI
SALAHKAN,UDAH JANGAN DI JADIKAN BEBAN FIKIRAN,KERNA
GUCI INI UDAH WAKTUNYA PECAH,SEKARANG M'BA PULANG AJA GA'USAH ADA GANTI
RUGI,MUDAH-MUDAHAN SAYA DI BERIKAN RIZKI YANG LEBIH DAN BERKAH,KERNA UANG ITU
RELATIF DAN BUKANLAH UKURAN TUK MENCAPAI RIDHO ALLAH...
Teman Kedua menjawab :
Saudara harus menggantikan kerugian saya ,bila tidak mampu
bekerjalah pada saya tanpa digaji ,namun bila anda tidak sanggup
Bersedekahlah kepada yatim piatu semampu saudara
,sambil menghela nafas panjang
Teman ketiga menjawab :
Dalam
hatiku Istigfar,ternyata Allah telah menguji imanku melalui hartaku.jeng biarin
guci yang pecah entar biar diberesin mbak ina. Jeng ini uang apa jeng, ini uang
ganti yang pecah .jeng uang ini kasihkan aja sama mbak ina itu mbak ina itu
pelayan toko guci ku dan dia menghidupi anak yatim 2 laki laki semua.karna
suaminya meningal dunia.
Nah
pembaca sudah bisa kita simpulkan dari ketiga jawaban teman saya,semuanya menuju
kepada kebaikan,pada dasarnya di hati manusia tersimpan nilai keikhlasan untuk
berbuat baik kepada semua mahluk ciptaan Allah. pada fitrahnya hati manusia
menunjukan/memperlihatkan kebaikan,..!! contohnya,bila ada seorang yang terkena
musibah,misalnya penganiayaan,dan pas terjadi penganiayaan kita berada didekat
tempat tersebut apa yang akan kita pikirkan saat itu?? Pastinya yang ada dalam
hati kita adalah niat ingin membantunya.tapi kenyataan yang ada malah dibiarkan
atau tidak terlalu perduli dengan kenyataan yang ada didepan mata.niat yang ada
tidak diaplikasikan dalam sebuah tindakan,nah itu tergantung individunya
masing-masing tergerak untuk melakukan tindakan niat yang nyata/atau niat itu
hanya akan tersimpan dalam hati saja
Ketika
terjadi sebuah insiden yang seperti pertanyaan saya diatas logika dalam
kehidupan nyata akan memberikan gambaran jawaban seperti ini,
-
Pemilik toko akan meminta ganti rugi sesuai harga guci tersebut karena
tindakan teledor pembeli
-
Pembeli akan meminta ganti ruginya dengan nilai setengah dari
harga guci yang dipecahkannya sebagai tanda damai.
-
Bila terjadi penolakan akan/bisa jadi langsung melalui proses
hukum,dimana meminta keadilan hukum kepada pihak yang berwajib untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Nah
pembaca itu logika yang terjadi dalam kehidupan nyata,karena tidak mungkin
kita(manusia) akan rela kehilangan dengan begitu saja nilai nominal uang
yang lumayan besar RP 27 juta.tanyakan pada diri apakah kita akan rela
kehilangan uang sebegitu besarnya?? TIDAK..!! hati mengatakan begitu.Dari
pertanyaan di atas yang saya ajukan disini kita bisa belajar beberapa
ilmu/hikmah yang kita dapatkan.untuk jawaban hati yang baik sesuai fitrah
manusia itu logikanya sangat-sangat minim/kecil kenapa..?? mungkin hanya ada 1
diantara 1000 manusia yang akan melakukan tindakan seperti itu.
Semantara
dalam logika/kenyataan jawaban yang saya dapatkan..jawaban 1 artinya
pemilik toko tersebut tidak memiliki hati nurani/tidak mendengarkan bisikan
hatinya yang benar sesuai fitrah kebaikan yang ada didalam diri manusia.masa
harus mengganti harga guci dengan full tanpa ada konpensasi/keringanan karena
itu insiden/ketidak sengajaan pembeli saat itu.
Jawaban
saya untuk yang ke 2,pasti pembeli akan,meminta potongan harga karena ketidak
sengajaannya dalam insiden pecahnya guci tersebut,logika/kenyataan yang ada
didalam diri kita apakah kita akan berani mengeluarkan uang senilai setengah
dari harga guci tersebut sekitar RP 13,5 juta.pastinya hati akan terasa
sakit..barang tidak didapatkan tapi uang sebesar itu harus melayang hilang
begitu saja.
Jawaban
saya untuk yang ketiga yaitu mencari pertengahan damai melalui jalur
hukum,hemm…karena ketidak sengajaan harus melalui jalur hukum?? Dimana hati
nurani kita??..ini sering terjadi dalam kehidupan nyata.
Kesimpulan
dari cerita atau pertanyaan itu yaitu yuuk kita tela’ah lagi jauh ke lubuk hati
kita.manusia yang beriman,yang percaya akan adanya Allah,akan mengambil
tindakan yang bijak dari peristiwa tersebut.untuk mengikhlaskan sebuah
kejadian/peristiwa diatas tidak segampang yang kita kira,disinilah kita akan
belajar bagaimana mendapatkan sebuah kunci keikhlasan yang benar-benar ikhlas
karena Allah.
Ada
sebuah kisah,kisah Rasulullah saw,pada suatu pagi Rasulullah saw sedang duduk
berdiskusi dengan sahabat-sahabatnya,ketika itu datanglah seseorang kaum
yang beragama yahudi yang ingin mengunjungi beliau dengan membawa hadiah sebuah
jeruk.dan memang baginda Rasulullah saw sangat suka akan buah jeruk
tersebut,dimakannya buah jeruk tersebut sampai habis.dan pulanglah tamu
tersebut.seketika tamu itu pulang para sahabat heran dengan sikap baginda
Rasulullah yang tidak seperti biasanya,biasanya apapun yang beliau makan maka
sahabat-sahabat akan menikmati walau hanya sepotong saja.tapi anehnya kali ini
tidak,beliau memakannya seorang diri,bertanyalah salah seorang sahabat kepada
Rasulullah “wahai Rasulullah,kenapa engkau memakannya sendirian tidak
membagikannya kepada kami sahabat-sahabatmu?? “ tersenyumlah baginda Rasulullah
“wahai sahabat-sahabatku,taukah kalian siapa yang datang kepadaku..?? Tanya
Baginda Rasulullah. “tidak,wahai Rasulullah jawab para sahabat” baginda
Rasulullah pun menjelaskan kepada sahabat “ itu adalah seorang yahudi yang
ingin tau keberadaanku,dan siapa diriku dan jikalau aku,membagikan jeruk itu
kepada kalian,niscaya kalian akan memarahi bahkan memaki tamu yang datang
tadi.” Para sahabat pun heran dan bertanya
lagi “Kenapa wahai Rasulullah..??” “karena jeruk itu rasanya sangat masam,dan
aku tidak mau kalian sampai memarahi bahkan mengusir tamuku itu.
Subhanallah
dari cerita diatas bisa kita simpulkan betapa agungnya sifat Rasulullah
saw,walaupun ada yang berniat tidak baik kepadanya,beliau senantiasa
memperhatikan memahami orang yang datang kepadanya dan tidak membalasnya dengan
gunjingan atau hinaan serta celaan,tapi beliau menyambutnya dengan penuh
keikhlasan dan memahami serta menghargai tamunya.beliau teladan yang
benar-benar agung,memahami isi hati sahabat-sahabatnya.intinya beliau tau
jikalau jeruk tadi dibagikan kepada para sahabat pasti sahabat-sahabatnya akan
mengusir tamu tersebut karena kecintaannya kepada baginda Rasulullah,dan
pastinya akan membuat tamu tadi sakit hati serta akan mengabarkan bahwa agama
islam adalah agama yang tidak memiliki solidaritas persaudaraan.
Nah,jelaskan….betapa dalam dan lembutnya beliau memahami,mengerti,menghormati
serta menghargai sesama manusia,walau orang tadi beragama yahudi.
Dari
cerita diatas kita bisa ambil pelajaran untuk mengatasi permaslahan guci tadi
back to topic ya pembaca,keihlasan tidak bisa diucapkan begitu saja,tidak bisa
dirasakan secara nyata,karena keikhlasan letaknya dihati,hati yang kuat,hati
yang sabar,hati yang dekat dengan Allah,hati yang senantiasa ingin dapatkan
ridho serta ampunanNya.kita tidak akan bisa mengubah guci yang kita pecahkan
kembali kepada bentuk semula.dan kita juga tidak bisa meminta ganti kerugiaan
atas pecahnya guci tersebut karena itu sebuah ketidak sengajaan.seperti halnya
jeruk yang dimakan baginda Rasulullah saw,kita tidak akan bisa mengubah
rasannya menjadi manis,karena sudah sunatullah,rasanya memang masam,begitupn
guci tadi,walaupun yang memecahkan guci tersebut bukan pembeli tadi,pasti guci
itu akan pecah juga karena telah tergariskan/sunatullah bahwa waktunya guci itu
pecah.dengan kata lain pemilik toko guci tersebut mengalami kerugian,itu adalah
ujian dariNya,seberapa bijak diri kita menghadapi persoalan hidup,seberapa peka
hati kita memahami perasaan orang lain,seberapa besar kecintaan kita kepada
dunia.seberapa kuat fitrah kita sebagai manusia yang mempunnyai hati yang
baik,jiwa yang bersih untuk mewujudkannya dalam suatu tindakan yang
nyata.disinilah letak keikhlasan diuji…!!
Siapa
yang mengenal dirinya,maka ia akan mengenal Tuhannya,artinya siapa yang tau
siapa dirinya,apa tujuannya ada didunia,dan apa arti dunia ini pasti hatinya
akan mengikuti fitrah,kembali kepada kebaikan,bisikan hati nurani yang
membisikan untuk melakukan kebaikan.tidak perduli dia beragama apa,suku apa,dan
bangsa apa,karena hakikat kebaikan hati/jiwa ada ada pada bisikan hati
nurani manusia itu sendiri.dan mampukah mereka mengikuti bisikan hati
nuraninya,itu dia yang sulit tergantung seberapa kesadaran akan
dirinya,seberapa keimanannya.manusia yang beriman kepada Allah pasti akan tahu
bahwa apapun yang ada didunia ini hanyalah titipan bahkan nyawa dan tubuhnya
sendiri dia tau itu cuma titipan,semuanya pasti akan dikembalikan/kembali
kepada Allah.nah,itulah arti sebuah keikhlasan,kunci dari keikhlasan
tersebut,mengenal diri,mengenal makna/menyadari siapa kita sebenarnya,kita
hanyalah sebuah jasad yang berisi roh..yang ketika waktu kita habis maka kita
harus kembali kepadaNya.
Pelajaran
dari guci tadi adalah ketika kita mengalami cobaan yang berat,kita harus
mendengarkan hati nurani kita,karena itulah bisikan kebaikan yang bisa membawa
kita menuju kebaikan,kearifan,kebijaksanaan kita sebagai manusia,sebagai
khalifah pemimpin di dunia ini.untuk mengikhlaskannya karena ridho Allah semata
dengan Ilmu,kunci keikhlasan seikhlas-ikhlasnya,tanpa beban batin yang mendera,tanpa
merasa rugi,tanpa rasa sakit,tanpa beban semua dilakukan lillahi ta’ala.dan
kita juga diajarkan untuk bisa mampu memahami perasaan manusia/peka terhadap
perasaan manusia,diamana kita mampu menyelami apa yang dirasakan manusia/orang
disekitar kita apabila kita memperlakukannya seenaknya saja. Pasti perasaannya
akan sakit,akan ada luka dihatinya.sebaliknya jika kita memperlakukannya
menganggap kejadian tadi memang sudah takdir yang maha kuasa,menyikapinya
dengan baik,dengan arif serta bijaksana pasti seseorang itu akan menghargai
kita,akan memberikan perlakuan yang sama yang kita berikan.
Pada
dasarnya manusia memiliki kelebihan dan kekurangan,dan terkadang manusia
melakukan kehilafan,kadang hati nurani kita berkata maafkanlah dan katakana
tidak apa-apa,tapi ego yang besar bersarang juga dihati kita sehingga tidak
bisa menerima kesalahan manusia tadi.terjadilah sebuah hubungan yang tidak
harmonis akibat satu sama lain tidak saling memahami,tidak tau siapa dan apa
diri yang sebnarnya.percayalah apapun yang terjadi pada hidup kita itu sudah
digariskan Allah swt.yang harus kita lakukan adalah menyikapi/memaknai apapun
yang kita alami itu dari sudut pandang yang bagaimana,yang bisa menerimanya
dengan lapang dada serta keikhlasan atau manusia yang hanya memandang
dengan ego dan nafsu yang ada pada dirinya saja.sumber ilmu di dunia ini ada 2
yang tersirat dan yang tersurat,yang tersirat adalah dunia beserta isinya bisa
dikatakan alam semesta dan yang tersurat adalah Al Qur’an nur karim.kita bisa
belajar pada kehidupan berdasarkan yang tersirat dan berpedoman pada yang
tersurat yaitu kitab suci Al Qur’an.
Pada
kenyataannya,sadarkah kita bahwa hidup adalah sebuah pembelajaran,kita manusia
adalah pelajar,yang terus-menerus belajar pada kehidupan yang kita alami,lalui
maupun lewati,tidak ada istilah lulus.ijazah disini akan didapat nanti setelah
hari pembagian laporan hitam putihnya perbuatan yang kita lakukan
diakhirat.tidak mengejar sebuah gelar,yang kita harus dapatkan adalah sebuah
ketaqwaan.kepatuhan pada Allah dalam menjalankan perintahnya dan menjauhi
larangannya.banyak yang harus kita pahami dalam hidup ini,entah itu memahami
arti sebuah kebahagiaan,sebuah tangisan,sebuah penantiasn,sebuah kesabaran,dan
bayak lagi dilemma hidup yang sering kita alami.jadilah manusia yang baik,yang
bertaqwa,yang senantiasa selalu ingin mendekatkan diri kepadaNya.gapailah
ridhoNya niscaya hidup didunia akan terasa bagaikan di syurga,jika kita tahu
siapa diri dan kita bisa mengenal Allah lewat yang tersirat dan tersurat.Inilah yang
dinamakan UNIVERSITAS KEHIDUPAN.
Itu
saja pembaca postingan kali ini,semoga tulisan saya ini bisa bermanfaat buat
pembaca dan bernilai ibadah buat saya ^_^. Jika ada kekurangan dalam penulisan
saya mohon maaf.Alhamdulillah..postingan ini slesai juga hehehee :D sudah lelah
jari ini menari-nari waktunya untuk beristirahat sejenak.belajarlah dari hidup
maka kamu akan menemukan arti sebuah kehidupan dan mempercayai kematian adalah
awal kehidupan,dunia adalah tempat kita menanam amal,menambah amalan ibadah untuk
menuju kehidupan yang abadi lagi hakiki yaitu alam akhirat.
Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar